” Oh Jiwa! kenapa kamu terlalu banyak tidur?

Bagaimana dengan beberapa jam malam yang kamu buang!

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa saatnya akan datang

Ketika mendengar tangisan yang keras pada hari Pembalasan”

“KEPEDIHAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SEMANGAT TINGGI ADALAH KESEGARAN”

“KELETIHAN YANG DIAKIBATKAN OLEH KERJA ADALAH KETENANGAN”

“KERINGAT DAN HASIL KERJA KERAS ADALAH MINYAK KASTURI”

“PUJIAN YANG BAIK ADALAH PARFUM YANG TERBAIK”

Hari ini anda adalah orang yang sama dengan anda di lima tahun mendatang kecuali dua hal : yaitu ” orang – orang disekeliling Anda dan buku – buku yang Anda baca!

(* Segala sesuatu Yang Berasal Dari Sanubari yang kemudian ditorehkan dalam tulisan Akan Bermakna Bagi Orang Lain dan Dirinya Sendiri *)

PELANGI INDAH KARENA TIDAK SERAGAM

SINFONI MENJADI INDAH KARENA VARIASI

ORKESTRA BAGUS KARENA IMPROFISASI

MANUSIA DICIPTAKAN BERBEDA SATU SAMA LAIN

BIARLAH PERBEDAAN TERSEBUT MENJADI INDAH

SUngguh Pribadi Mu Sangat Menawan MUhammad ( MY Idol)

dakwatuna.com – Siapa di antara Anda yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar? Siapa di antara Anda yang mampu menahan emosionalnya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulya dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?

Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulya dari teladan mulia ini dalam kehidupan, perilaku dan mentalitas kita. Kita bergaul dengan orang lain, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi kepada orang yang menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”

Duhai, kiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.

Duhai, sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”

“Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.

Duhai, kiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya, memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi sabda beliau,

”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”

Sewaktu Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a,

”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”

Muhammad saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.

Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganyya mengajak berjalan-jalan.

Muhammad saw. senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memulyakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang. Muhammad saw. ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalah orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda,

“Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”

Muhamamd saw. merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad saw. tidak suka pujian.
Muhamamd saw. sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memulyakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.

Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw, “Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”

Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal selain dirinya, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita, yang ada hanya kebesaran Muhammad saw.:

Bayang-bayang Engkau selalu menghampiriku setiap saat
Ketika aku berpikir, pikiranku tertuju kepadamu
Saya berteriak lantang
Zamanmu bak taman indah nan menghijau
Aku mencintaimu, cinta yang tidak bisa ditafsirkan

Sungguh, Engkau tidak akan pernah hilang dari ingatan kami. Engkau ada di hati kami. Engkau bersemayam dalam jiwa kami. Engkau terukir dalam benak kami. Engkau berada di pendengaran dan penglihatan kami. Engkau mengalir dalam aliran darah kami. Engkau berada di sendi-sendi setiap jasad kami. Engkau hidup dalam seluruh anggota badan kami. Yaitu dalam sunnahmu, petunjukmu, ajaran luhurmu, akhlakmu yang mulya.

Kami bela Engkau dengan jiwa kami. Kami bela Engkau dengan anak-anak dan keluarga kami semua. Nyawa-nyawa kami sebagai tebusan atas jiwa Engkau. Kehormatan kami, kami pertaruhkan untuk membela kehormatan Engkau.

Apakah Engkau bertanya tentang umur kami? Engkaulah umur kami
Engkau bagi kami melegenda, karena Engkau seorang “Pembebas”
Luluh lebur ketokohan manusia, sehebat apapun
Karena setiap saat Engkau agung di hati kami

Shalawat dan salam atasmu ketika orang-orang yang berdzikir mengingatmu. Shalawat dan salam atasmu ketika orang yang lalai tidak pernah mengingatmu. Allahu a’lam

Keterkaitan  Pendidian Kewarganegaraan dan

Pembentukan Karakter Anak  Indonesia

oleh: herma parastuti

Bangasa Indonesia membutuhkan karakter kuat dalam menangani segala permasalahan yang terjadi baik di lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, kepolisian, peradilan dsb. Adanya banyak kasus korupsi misalnya hal yang merugikan Negara, suap – menyuap, penyalahgunaan jabatan, pemerasan, kecurangan, benturan kepentingan dalam pengadaan, pemberian hadiah (gratifikasi). Pendidikan menjadi salah satu cara yang sangat  tepat dalam mencegah adanya kasus – kasus tersebut. Apabila generasi penerus bangsa memiliki karakter yang kuat yang memiliki jati diri ; berkepribadian dan berkarakter yang tangguh ; berpegang teguh pada nilai –nilai demokratis; menghargai tinggi low and order, berkeadilan social, politik dan ekonomi ; memiliki kesalehan individual formal dan kesalehan komunal – social sekaligus; berkeadaban ( civility ) dalam lingkup civil society; menghargai keberagaman dan kehidupan multicultural dan memiliki perspektif local, nasional dan global sekaligus. ( Refleksi Karakter Bangsa , Achmad Fedyani Saifudin dan  Mulyawan Karim hal 39 ).

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengajarkan murid sejak usia dini dalam melakukan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar. Sehingga mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini memiliki andil yang cukup besar dalam membangun karakter berbangsa dan bernegara kepada anak didik yang merupakan agent of change. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sangat memiliki peranan strategis karena di dalam mata pelajaran ini terdapat asupan materi yang berbeda dengan mata pelajaran lain.

Dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMA / MA sebagai contoh diajarkan mengenai Hakikat bangsa dan Negara kesatuan republik Indonesia, Sikap positif terhadap system hukum dan peradilan nasional, Upaya pemajuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia, Hubungan dasar Negara dengan konstitusi, Persamaan kedudukan warga Negara dalam berbagai bidang kehidupan, Sistem Politik di Indonesia. Apabila dicermati maka materi yang terkandung dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaran tersebut merupakan materi yang sangat penting dalam membentuk kesadaran agent of change untuk dapat menyadari dengan sepenuhnya cara – cara enjadi warga Negara yang baik untuk membangun Indonesia.

Masalah karakter bangsa dewsa ini khususnya dalam Era Reformasi pada akhir – akhir ini menjadi topik yang hangat baik bagi pemimpin – pemimpin politik, para pemimipin bangsa pada umumnya dan akhir – akhir ini juga melibatkan para akademisi. Hal ini disebabkan karena masyarakat dalam transisi dewasa ini terasakan mulai kehilangan karakter bangsa atau disebut juga jati diri bangsa atau identitas bangsa sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa. Masa sekarang ini bisa dilihat misalnya ditengah – tengah kehidupan modern ynag dikuasai oleh pasar bebas, korporasi, multinasional, industrialisais, orang mulai mempertanyakan akan adanya nilai – nilai yang melekat pada “ aku “, masyarakat lokal, pada bangsa ( nation ). Orang mulai mempertanyaka mengenai identitas suatu bangsa di dalam pergaulan global dan mulai mempertanyakan mengenai pengaruh pasar bebas terhadap nilai – nilai intrinsik suatu bangsa. Pada akhirnya Negara – Negara mulai mempertahankan akan keberadaannya dengan mempertahankan akan kepentingan Negara itu sendiri misalnya didalam menentang pasar bebas yang tidak mengenal batas – batas Negara. Inilah masalah identitas suatu bangsa.( Refleksi Karakter Bangsa , Achmad Fedyani Saifudin dan  Mulyawan Karim hal 18 hal 23  ).

MEMBANGUN INDONESIA DENGAN KARAKTER

oleh : herma parastuti

Karakter bangsa Indonesia harus mulai dilakukan perbaikan kembali. Indonesia yang ramah, Indonesia yang santun dsb harus segera di bangun kembali. Keadaan yang berbanding terbalik sekarang ini patut menjadi keprihatinan dalam menggapai Indonesia yang berkarakter. Indonesia dengan insane yang jujur, bertanggung jawab, intergrasi yang kuat dalam mempertahankan bangsa, kritis dan solutif dalam memecahkan masalah adalah ciri penduduk yang diidam – idam kan oleh suatu bangsa. Apalagi Negara Indonesia yang merupakan Negara demokratis sangatlah penting bahwa warga Negara nya harus cerdas, kritis dan solutif. Karena demokrasi berarti kedaulatan terbesar berada di tangan rakyat sehingga rakyat harus kritis dan solutif Apabila hal ini terjadi pemerintah tidak akan dapat berbuat otoriter karena aka nada sanksi social yang pasti datangnya berasal dari kekritisan rakyat atau warganya. Negara Inonesia yang demokratis akan erjalan dengan selaras apabila didukung oleh masyarakat yang kritis dan solutif. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan pemerintah tidak bisa melakukan hal yang erugikan rakyat karena pejabat – pejabat yang berada di pemerintahan tersebut di pilih dan ditunjuk oleh rakyat. Sehingga hal yang harus dilakukan oleh para pejabat adalah memegang amanah sari rakyat dengan sebenar – benarnya.


« Older entries